Friday, January 14, 2011

KOREKSI DIRI KITA TERLEBIH DAHULU, JANGAN SALAHKAN ORANG LAIN !~

“Jika anda sholat berjam'ah lantas tidak bisa khusyu' maka jangan salahkan imam, dengan alasan suara sang imam buruk...

Jika anda berkaca lantas tanpak wajah anda yang kurang rupawan maka jangan salahkan cermin...

Jika anda memiliki rambut yang kurang berkilau maka jangan salahkan shampoo yang anda pakai...
jika anda belajar lantas kurang paham apa yang disampaikan guru maka janganlah salahkan sang guru....

jika ... , jika....”   
(Kata-kata di atas adalah dipetik dari: www.firanda.com)

Satu sya'ir Arab berbunyi:
مَنْ يَكُ ذَا فَمٍ مُرٍّ مَرِيضٍ     #       يَجِدْ مُرًّا بِهِ الْمَاءَ الزُّلَالَ
Sesiapa yang mempunyai mulut sakit yg merasa pahit...Dia akan mendapati pahit (disebabkan mulutnya yg sakit itu) dalam air yang jernih bersih.

Penerangan:
Keadaan seseorg yang sentiasa menyalahkan orang lain sebenarnya berpunca dari kelemahan dirinya sendiri..
Justeru, elakkan dari melihat kelemahan orang, tetapi perbanyakkan memuhasabah diri, dan memperbaiki kelemahan diri sedaya termampu, sentiasalah beristighfar dan berdoa agar dibantu oleh Allah dalam mencorakkan diri ke arah yang lebih baik dari sehari ke sehari.

Nabi SAW menganjurkan doa yang diajarkan kepada anaknya, Fatimah untuk diamalkan pada waktu Pagi dan Petang (Hadith Hasan, dalam Sahih Al-Jami' 5820), serta Nabi memperbanyakkan doa ini: YA HAYYU QAYYUM BIRAHMATIKA ASTAGHIITHU
(Wahai Tuhan Yang Tetap Hidup dan Yang Kekal (selama-lamanya), dengan rahmatMU aku memohon pertolongan) sekiranya berlaku sesuatu (Hadith Hasan, dalam Sahih Al-Jami' 4777) atau dalam kesusahan, kesedihan dan kebimbangan (Hadith Hasan, dalam Sahih Al-Jami' 4791) :

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ،
وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Wahai Tuhan Yang Tetap Hidup dan Yang Kekal (selama-lamanya), dengan rahmatMU aku memohon pertolongan, perelokkanlah/perbaikkanlah bagiku segala urusan/hal keadaan ku seluruhnya, dan janganlah Engkau biarkan diriku (nasibku/keadaanku) ditentukan oleh diriku sendiri (nafsuku) semata-mata walaupun sekelip mata”.
(Sahih At-Targhib Wa At-Tarhib (1/273), Terjemahan diolah kembali dari Buku "Perisai Muslim" alih bahasa Dr. Abd Basit)

Ingatlah FirmanNYA dalam Surah Ali-Imran, Ayat 133-134:
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.

0 comments:

Post a Comment